Rabu, 30 September 2009

Hakikat Hermeneutik

Akar kata "hermeneutik" dalam fi'il Yunani "hermeneuein" bermakna menakwilkan (menafsirkan) dan dalam bentuk nomina "hermeneid" bermaka takwil (tafsir). Kedua kata "hermeneuein" dan "hermeneid" ini di nisbahkan pada Dewa pembawa pesan yunani bernama "Hermes" dan secara lahiriah kata tersebut diambil darinya, dan mungkin juga sebaliknya. Nama Hermes berhubungan dengan tugas mengganti apa yang di atas pemahaman manusia ke dalam suatu bentuk di mana fikiran dan akal manusia dapat memahaminya.
Hermeneutik adalah ilmu yang berhubungan dengan penjelasan kebagaimanaan dan keharmonian pamahaman manusia, apakah itu berhubungan dengan batas pemahaman terhadap teks tertulis, ataukah secara mutlak aktivitas-aktivitas kehendak dan pilihan manusia atau mutlak realitas-realitas eksistensi.
Paul Richor mendefinisikan hermeneutik: "Teori aktivitas pemahaman yang berhubungan dengan interpretasi teks. "Antony Kerbooy, hermeneutik adalah ilmu atau teori penakwilan.Andrew Bovy, hermeneutik adalah keahlian interpretasi.
2. Tokoh dan teorinya
Frederic Ernest Schleier Macher (1768-1834) Teolog, sastrawan dan penerjemah karya-karya Plato.
Teori hermeneutik Schleier Macher didasari dengan pandangan filsafat dan Gnosis di mana secara umum menjelaskan metode tafsir teks. Dan teori ini tidak membatasi diri pada tafsiran teks tua dan teks kitab suci. Dia dengan mengganti pemahaman pada aturan hermeneutik untuk pemahaman kitab suci, tidak meyakini doktrin-doktrin gereja, dan menganggap metode hermeneutiknya universal dan menyeluruh.
Schleiermacher mengungkap dua teori penafsiran, yakni "Grammatical" dan "Technical" untuk menopang dasar-dasar hermeneutiknya. Tafsir grammatical memperhatikan aspek-aspek kekhususan perkataan dan keanekaragaman kalimat-kalimat serta bentuk bahasa dan budaya dimana penyusun hidup dan membuat pikiran penulis terpengaruhi. Sedangkan tafsir technical atau Psichological terselip aspek aliran individu (subyetifitas) dalam pesan penyusun dan corak pikiran tulisan ia. Dengan kata lain setiap penjelasan (perkataan atau tulisan ) harus merupakan bagian dari sistem bahasa, dan untuk memahaminya tanpa mengenal sistem ini tidaklah mungkin. Tetapi penjelasan itu juga mempunyai dimensi insani dan harus dipahami dalam teks kehidupan orang yang memiliki kehendak tersebut.
Wilhelm Dilthey (1833-1912)
Dia berpendapat bahwa tugas seorang ahli hermeneutik melakukan analisis filsafat dan perubahan pemahaman. Dia punya anggapan bahwa kehidupan itu adalah suatu mafhum komprehensi, kehidupan adalah suatu kekuatan yang menjelaskan keinginan-keinginan perasaan (emosi) dan ruh, dan ini dipahami dengan pengalaman.
Menurut Dilthey penafsiran di gunakan ketika kita menginginkan sesuatu yang asing dan tidak diketahui dengan cara faktor-faktor yang diketahui. Dilthey berpendapat ukuran dasar makna dalam teks adalah niat penyusun dan bahkan makna teks itu menyatu dengan niat rasional penyusun. Dia berkata: seni berasal dari kehendak dan manfaat serta niat seniman dan tidak berpisah dari seniman, dan takwil adalah media untuk mengetahui niat ini. Dan dia menganggap bahwa teks itu merupakan manifestasi kehidupan dan secara nyata merupakan kehidupan ruh dan jiwa si penyusun.
Hans Lacory Gadamer ( Polandia 1901, murid Haddegger karyanya Truth and method).
Hermeneutik Gadamer berhubungan dengan hermeneutik filsafat, hermeneutiknya sendiri merupakan upaya penggabungan pemikiran antara Heidegger dengan Dilthey.
Gadamer seperti Ludwig witgenstein salah satu dari tujuan hermeneutik adalah hubungan antara "pemahaman" dan praktek, dalam arti pemahaman bertumpu pada batasan makna khusus. Menurutnya pemahaman dan praktek tidak bisa berpisah satu sama lain.
Hermeneutik Gadamer lahir dari dasar pengetahuan ia bahwa hakikat mempunyai batin dan kisi-kisi, dan untuk memperolehnya harus dengan cara dialog. Menurutnya ukuran kebenaran bukanlah kesesuaian antara konsepsi dengan realitas (prinsipalitas realitas) dan bukan juga penyaksian bidahat dzati konsepsi (pengetahuan fitri mazhab Descartes), tetapi kebenaran adalah kesadaran antara partikular dan bagian-bagian serta keseluruhan.
Gadamer mengikuti Heidegger bahwa interpretasi selalu diawali dengan asumsi dan hipotesis, pandangan dan budaya. Interpretasi adalah sebuah pra pemahaman sejarah dan berkaitan erat dengan nilai-nilai tradisional, yakni mengasumsikan horizon intelektual yang melatarbelakangi asumsi dan hipotesis tidak menghalangi pemahaman, bahkan sebagai pra syarat yang menunjang.
Gadamer, dengan memanfaatkan pasilitas teori-teori Plato dan Aristoteles, meyakini bahwa dalam peristiwa penting hermeneutik harus dilakukan proses dialog dengan suatu teks dan seperti proses dialog di antara dua orang, dan dialog tersebut dilakukan secara kontinuitas sampai mencapai kesepakatan di antara keduanya.
Teori Hermeneutik Ricouer
Paul Ricocur menempatkan teks pada tempat yang sentral. Hal yang menonjol pada hermeneutik ialah pengertian bahwa teks pada dasarnya polisemis, sehingga tidak hanya memiliki satu makna. Jadi, maknanya tergantung pada faktor-faktor yang membangun teks.
Jadi, analisis hermenutik menggunakan teori Ricouer harus terlihat pada proses analisis, yaitu:
(1) Makna unsur-unsur pembentuk teks (bahasa)
(2) Makna teks bedasarkan latar belakang pemroduksi teks
(3) Makna teks bedasarkan lingkungan teks
(4) Makna teks berkaitan dengan teks lain
(5) Makna teks bedasarkan dialog teks dengan pembaca.

Tidak ada komentar: